1. PENDAHULUAN
Udang galah merupakan komoditi ikan air twara yang dapat dipasarkan baik untuk
kebutuhan dalam maupun luar negeri. Ukurannya mlai 100 gr s.d. 200 gr per ekor.
Bahkan udang yang tertangkap diperairan umum dapat mencapai 300 gr per ekor.
Udang galah dapat dipelihara di kolam-kolam oleh para pembydidaya udang, baik
secara polikultur maupun monokultur dengan biaya yang cukup rendah sehingga dapat
meningkatkan penghasilan pembudidaya. Mengingat prospek pemasarannya yang baik
maka petunjuk teknis budidaya udang galah perlu dikembangkan.
2. SISTEM PEMELIHARAAN
Sistem pemeliharaan tunggal (monkulter).
Pada pemerilhaarann udang galah secar tunggal, kolam yang dipergunakan sebaiknya
berukuran lebih dari 500 M2 dan kedalaman air minimal 1,0 M. Dasar kolam
pemeliharaan adalah tanah yang sedikit berpasir, sedangkan pematang kolah dapat
berupa tanah atau tembokan semen.
Air yaNg digunakan untuk pemeliharaan ini harus bebas polusi, baik yang berasla dari
limbah produksi, pabrik pertanian maupun rumah tangga. Debit air yang diperlukan
adalah 1 – 5 liter per detik untuk luasan 1000 m2.
.Sistem pemeliharaan campuran (polikultur)
Pemeliharaan udang galah dengan system polikultur banyak dilakukan oleh
pembudidaya. Kombinasi yang dianjurkan adalah dengan ikanikan jenis herbivore
(pemakan tumbuhan) seperti tawes, gras crap dan gurami. Perlakuan kolam untuk
pemeliharaan campuan tersebut hamper sama dengan yang dilakukan untuk
pemeliharaan tunggal. Diperlukan air yang mengalir secar tetap dan pemupukan dengan
kadar lebih tingg dari 100-250 gram/m2 ditambah makan buatan (pellet).
3. PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam pemeliharaan udang galah meliputi pengeringan kolam, perbaikan
pematang, pengolahan tanah dasar kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah
dasar kolam, dan pembuatan kemalir. Pengapuran dengan dosis 10-25 gram/m2
bertujuan untuk sanitasi kolam. Pemupukan sebanyak 100-250 gram/m2 dpat dilakukan
bila udang hanya diberi sedikit makanan tambahan, tetapi bila makanan tambahan
penuh diberikan, pemumpukan kolah tidak perlu dilakukan. Untuk mencegah hewan liar,
pada saluran pemasukan diberikan saringan/filter. Penebaran udang dilakukan setelah 5
s.d 7 hari dari pengisian air kolam.
4. PENEBARAN BENIH
Benih udang galah yang ditebarkan sebaiknya berukuran tokolan suapay lebih tahan
dibandingkan juvenile. Padar penebaran pada sistem pemeliharaan tunggal adlah 5-10
ekor/m2 untuk tokolam berukuran 3-5 cm.
Menurut James P. Mc.Vey,Ph.D bahwa padat penebaran benih udang galah dapat 15
ekor per m2 apabila kondisi air dan makanan tambahan cukup, tetapi apabila ada cukup
air, tidak ada makanan tambahan (makan udang hanya dari pemupukan saja), maka
kepadatan benih udang hanya 10 ekor per/m2, tetapi bila tidak ada air yang cukup dan
juga tidak tersedia pupuk untuk kolam maka dapat dicoba kepadatan 2 ekor udang per
m2.
Padat penebarab per m2 yang dianjurkan pada pemeliharaan polikultur denga
pemupukan organic dan tambahan tumbuhan adalah 10 ekor udang galah ditambah
pupuk organic saja, padat penebaran per m2 yang dianjurkan adalah udang galah 10
ekor. Untuk pemeliharaan udang galah dengan system pemanenan secara bertahap,
dapat dilakukan penebaran ulang pada setiap panen 50% dari julah udang yang
dipanen.
5. PEMBERIAN MAKANAN
Selam pemeliharaan, udang galah diberi makanan tambahan berupa pellet (25%
protein) dengan jumlah pakan 5% dari berat total biomas populasi udang per hari.
Frekwensi pemberiannya adalah 2 kali perhari, yaitu pada sore hari dan malam hari,
karena pada waktu itu udang lebih aktif.
Untuk menentukan jumlah berat populasi udang yang ada yaitu dengan cara mengambil
sedikit udang untuk sample yang kemudian kita bisa mengetahui berat rara-ratanya.
Berat rata-rata tadi dikalikan dengan jumlah yang diperkirakan ada didalam kolam untuk
mendapatkan jumlah berat seluruhnya. Jumlah pemberian 5% per hari harus
disesuaikan setiap dua minggu sekali. Apabila semua dalam keadaan baik untuk
pertumbuhan udang kita bisa mengharapkan moralitas hanya lebih kurang 5% per
bulannya. Dengan demikian dapat diperkirakan jumlah udang yang akan dapat dipanen
dengan mengurangi 5% tiap bulannya. Makanan udang dalam bentuk pellet dapat dibeli
di pasaran dapat pula dibuat sendiri dengan mencampurkan semua bahan yang
diperlukan dan menghancurkannya dengan mesin penggiling.
6. PENGELOLAAN AIR
Pad kolam pemeliharaan udang galah, untuk menjaga kesehatan udang, kualitas dan
kuantitas air harus selalu dipantau. Biasanya untuk pemeliharaan udang system tunggal,
kualitas air cenderung menurun (jelek) setelah 1 bulan mas pemeliharaan. Untuk
memperbaiki kualitas air tersebut dapat ditebarkan ikan-ikan jenis pemakan plangton
dengan kepadatan rendah. Kualitas air yang redah ditandai dengan banyaknya udang
dipermukaan pada pagi hari. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan mengganti
jumlah air sebanyak sepertiga bagian dengan air baru.
7. PENYAKIT
Penyakit udang yang paling serius adlah yang disebabkan oleh ingkungan dan keadaan
yang tidak menyenangkana seperti terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan
yang tidak baik dan sebagainya. Berarti cara penanggulangan yang paling baik dan
efektif ialah dengan memberikan kondisi yang terbaik pada kolam udang. Sekali kolam
dilanda penyakit yang serius maka biasanya terlambat untuk untuk melakukan tindakan
apapun. Penyembuhan dengan memberikan anti biotika atau fungisida keseluruh kolam
mahal sekali biayanya. Oleh karena itu lebih murah untuk mengeringkan kolam dan
mulai menyiakan dari permulaan.
8. PEMANENAN
Setelah masa pemeliharaan 3 sampai 5 bulan udang dapat diapanen. Pada saat panen
total ukurang bervariasi beratnya yaitu 20 – 50 gram per ekor.
Sistem pemanenan dapat dilakukan secar bertahap dimanan hanya dipilih ukuran
konsumsi isi 30 sampai 40 ekor/kg (ukuran pasar). Pada tahap pertama dilakukan
setelah 2 bulan masa pemeliharaan (dari tokolan) dengan menggunakan jarring dan
setaip bulan berikutnya. Produksi udang galah dapat menncapai 2 sampai 40 ton/hektar.
Tehnik memanen yang paling mudah dan paling murah adalah dengan mengeringkan
kolam baik sebagian maupun menyeluruh. Biasanya apabila akan memanen seluruh
udang maka kolam dikeringkan sama sekali, tetapi kalau akan memanen sebagian saja
maka hanya sebagian air yang dibuang.
Pada saat pemanenan sebaiknya dimasukkan air segar kedalam kolam melalui saluran
air masuk. Selain itu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari diman temperature
masih rendah.
Air segar segar perlu dialirkan kedalam kolam untuk mencegah agar udang tidak mati
kepanansan, air dibuang melalui pusat saluran pembuangan dalam kolam sehingga
semua udang akan mengumpul didalam bak penangkap ataupun dalam saluran
kemudian ditangkap dengan menggunakan jarring kecil (serok). Setelah itu dimasukkan
kedalam ember yang diisi es atau dalm kemasan yang telah disiapkan dan dikirimkan ke
pasaran.
Apabila dipanen seluruhnya maka kolam harus dikeringkan dan disiapkan lagi untuk
pemeliharaan berikutnya.
Udang galah merupakan komoditi ikan air twara yang dapat dipasarkan baik untuk
kebutuhan dalam maupun luar negeri. Ukurannya mlai 100 gr s.d. 200 gr per ekor.
Bahkan udang yang tertangkap diperairan umum dapat mencapai 300 gr per ekor.
Udang galah dapat dipelihara di kolam-kolam oleh para pembydidaya udang, baik
secara polikultur maupun monokultur dengan biaya yang cukup rendah sehingga dapat
meningkatkan penghasilan pembudidaya. Mengingat prospek pemasarannya yang baik
maka petunjuk teknis budidaya udang galah perlu dikembangkan.
2. SISTEM PEMELIHARAAN
Sistem pemeliharaan tunggal (monkulter).
Pada pemerilhaarann udang galah secar tunggal, kolam yang dipergunakan sebaiknya
berukuran lebih dari 500 M2 dan kedalaman air minimal 1,0 M. Dasar kolam
pemeliharaan adalah tanah yang sedikit berpasir, sedangkan pematang kolah dapat
berupa tanah atau tembokan semen.
Air yaNg digunakan untuk pemeliharaan ini harus bebas polusi, baik yang berasla dari
limbah produksi, pabrik pertanian maupun rumah tangga. Debit air yang diperlukan
adalah 1 – 5 liter per detik untuk luasan 1000 m2.
.Sistem pemeliharaan campuran (polikultur)
Pemeliharaan udang galah dengan system polikultur banyak dilakukan oleh
pembudidaya. Kombinasi yang dianjurkan adalah dengan ikanikan jenis herbivore
(pemakan tumbuhan) seperti tawes, gras crap dan gurami. Perlakuan kolam untuk
pemeliharaan campuan tersebut hamper sama dengan yang dilakukan untuk
pemeliharaan tunggal. Diperlukan air yang mengalir secar tetap dan pemupukan dengan
kadar lebih tingg dari 100-250 gram/m2 ditambah makan buatan (pellet).
3. PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam pemeliharaan udang galah meliputi pengeringan kolam, perbaikan
pematang, pengolahan tanah dasar kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah
dasar kolam, dan pembuatan kemalir. Pengapuran dengan dosis 10-25 gram/m2
bertujuan untuk sanitasi kolam. Pemupukan sebanyak 100-250 gram/m2 dpat dilakukan
bila udang hanya diberi sedikit makanan tambahan, tetapi bila makanan tambahan
penuh diberikan, pemumpukan kolah tidak perlu dilakukan. Untuk mencegah hewan liar,
pada saluran pemasukan diberikan saringan/filter. Penebaran udang dilakukan setelah 5
s.d 7 hari dari pengisian air kolam.
4. PENEBARAN BENIH
Benih udang galah yang ditebarkan sebaiknya berukuran tokolan suapay lebih tahan
dibandingkan juvenile. Padar penebaran pada sistem pemeliharaan tunggal adlah 5-10
ekor/m2 untuk tokolam berukuran 3-5 cm.
Menurut James P. Mc.Vey,Ph.D bahwa padat penebaran benih udang galah dapat 15
ekor per m2 apabila kondisi air dan makanan tambahan cukup, tetapi apabila ada cukup
air, tidak ada makanan tambahan (makan udang hanya dari pemupukan saja), maka
kepadatan benih udang hanya 10 ekor per/m2, tetapi bila tidak ada air yang cukup dan
juga tidak tersedia pupuk untuk kolam maka dapat dicoba kepadatan 2 ekor udang per
m2.
Padat penebarab per m2 yang dianjurkan pada pemeliharaan polikultur denga
pemupukan organic dan tambahan tumbuhan adalah 10 ekor udang galah ditambah
pupuk organic saja, padat penebaran per m2 yang dianjurkan adalah udang galah 10
ekor. Untuk pemeliharaan udang galah dengan system pemanenan secara bertahap,
dapat dilakukan penebaran ulang pada setiap panen 50% dari julah udang yang
dipanen.
5. PEMBERIAN MAKANAN
Selam pemeliharaan, udang galah diberi makanan tambahan berupa pellet (25%
protein) dengan jumlah pakan 5% dari berat total biomas populasi udang per hari.
Frekwensi pemberiannya adalah 2 kali perhari, yaitu pada sore hari dan malam hari,
karena pada waktu itu udang lebih aktif.
Untuk menentukan jumlah berat populasi udang yang ada yaitu dengan cara mengambil
sedikit udang untuk sample yang kemudian kita bisa mengetahui berat rara-ratanya.
Berat rata-rata tadi dikalikan dengan jumlah yang diperkirakan ada didalam kolam untuk
mendapatkan jumlah berat seluruhnya. Jumlah pemberian 5% per hari harus
disesuaikan setiap dua minggu sekali. Apabila semua dalam keadaan baik untuk
pertumbuhan udang kita bisa mengharapkan moralitas hanya lebih kurang 5% per
bulannya. Dengan demikian dapat diperkirakan jumlah udang yang akan dapat dipanen
dengan mengurangi 5% tiap bulannya. Makanan udang dalam bentuk pellet dapat dibeli
di pasaran dapat pula dibuat sendiri dengan mencampurkan semua bahan yang
diperlukan dan menghancurkannya dengan mesin penggiling.
6. PENGELOLAAN AIR
Pad kolam pemeliharaan udang galah, untuk menjaga kesehatan udang, kualitas dan
kuantitas air harus selalu dipantau. Biasanya untuk pemeliharaan udang system tunggal,
kualitas air cenderung menurun (jelek) setelah 1 bulan mas pemeliharaan. Untuk
memperbaiki kualitas air tersebut dapat ditebarkan ikan-ikan jenis pemakan plangton
dengan kepadatan rendah. Kualitas air yang redah ditandai dengan banyaknya udang
dipermukaan pada pagi hari. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan mengganti
jumlah air sebanyak sepertiga bagian dengan air baru.
7. PENYAKIT
Penyakit udang yang paling serius adlah yang disebabkan oleh ingkungan dan keadaan
yang tidak menyenangkana seperti terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan
yang tidak baik dan sebagainya. Berarti cara penanggulangan yang paling baik dan
efektif ialah dengan memberikan kondisi yang terbaik pada kolam udang. Sekali kolam
dilanda penyakit yang serius maka biasanya terlambat untuk untuk melakukan tindakan
apapun. Penyembuhan dengan memberikan anti biotika atau fungisida keseluruh kolam
mahal sekali biayanya. Oleh karena itu lebih murah untuk mengeringkan kolam dan
mulai menyiakan dari permulaan.
8. PEMANENAN
Setelah masa pemeliharaan 3 sampai 5 bulan udang dapat diapanen. Pada saat panen
total ukurang bervariasi beratnya yaitu 20 – 50 gram per ekor.
Sistem pemanenan dapat dilakukan secar bertahap dimanan hanya dipilih ukuran
konsumsi isi 30 sampai 40 ekor/kg (ukuran pasar). Pada tahap pertama dilakukan
setelah 2 bulan masa pemeliharaan (dari tokolan) dengan menggunakan jarring dan
setaip bulan berikutnya. Produksi udang galah dapat menncapai 2 sampai 40 ton/hektar.
Tehnik memanen yang paling mudah dan paling murah adalah dengan mengeringkan
kolam baik sebagian maupun menyeluruh. Biasanya apabila akan memanen seluruh
udang maka kolam dikeringkan sama sekali, tetapi kalau akan memanen sebagian saja
maka hanya sebagian air yang dibuang.
Pada saat pemanenan sebaiknya dimasukkan air segar kedalam kolam melalui saluran
air masuk. Selain itu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari diman temperature
masih rendah.
Air segar segar perlu dialirkan kedalam kolam untuk mencegah agar udang tidak mati
kepanansan, air dibuang melalui pusat saluran pembuangan dalam kolam sehingga
semua udang akan mengumpul didalam bak penangkap ataupun dalam saluran
kemudian ditangkap dengan menggunakan jarring kecil (serok). Setelah itu dimasukkan
kedalam ember yang diisi es atau dalm kemasan yang telah disiapkan dan dikirimkan ke
pasaran.
Apabila dipanen seluruhnya maka kolam harus dikeringkan dan disiapkan lagi untuk
pemeliharaan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar